Potret 3 Prasasti Baru di Sumatera Utara, Unik dari Prasasti Lain

Peneliti Pusat Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, Churmatin Nasoichah, mengatakan bahwa prasasti ini bernama Prasasti Bongal, Prasasti Datu Ronggur, dan Prasasti Ginorga. Nama yang diberikan sesuai dengan media dan asal prasasti. (Foto: Tim Peneliti BRIN)
Prasasti Bongal ini dibuat di atas media logam. Prasasti ini ditemukan warga Bongal, Kabupaten Tapanuli Tengah. Sedangkan prasasti Datu Ronggur dan Prasasti Ginorga dibuat di dinding gua, berasal dari Kabupaten Toba dan Kabupaten Tapanuli Tengah. (Foto: Tim Peneliti BRIN)
Tim peneliti menemukan bahwa ketiga prasasti tersebut memiliki dwiaksara atau menggunakan dua bentuk aksara dalam satu prasasti. Ketiga prasasti menggunakan aksara Sumatera kuno dan aksara Batak sekaligus.


"Tentunya menjadi bukti adanya cikal bakal penggunaan aksara Batak yang kemungkinan merupakan perkembangan dari aksara Sumatera kuno. Aksara Sumatera kuno merupakan aksara turunan Palawa yang secara karakteristik sangat mirip dengan aksara Jawa kuno," kata Churmatin kepada detikEdu, Jumat (1/12/2023).

(Foto: Tim Peneliti BRIN)
Prasasti Datu Ronggur berisi petuah bahwa siapapun yang memohon akan dikabulkan oleh opung (nenek moyang). Kemudian Prasasti Ginorga berisi penyampaian sembah pada yang Maha Kuasa untuk kesejahteraan warga. Sedangkan prasasti berbahan logam yang ditemukan di Bongal belum bisa diketahui isinya. (Foto: Tim Peneliti BRIN)
Saat ini, Prasasti Bongal disimpan di kantor Dinas Kebudayaan Kabupaten Tapanuli Tengah. Sedangkan prasasti-prasasti yang ditulis pada media batu dinding gua, baik itu Datu Ronggur maupun Ginorga, masih berada di lokasi penemuan. (Foto: Tim Peneliti BRIN)
Peneliti Pusat Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, Churmatin Nasoichah, mengatakan bahwa prasasti ini bernama Prasasti Bongal, Prasasti Datu Ronggur, dan Prasasti Ginorga. Nama yang diberikan sesuai dengan media dan asal prasasti. (Foto: Tim Peneliti BRIN)
Prasasti Bongal ini dibuat di atas media logam. Prasasti ini ditemukan warga Bongal, Kabupaten Tapanuli Tengah. Sedangkan prasasti Datu Ronggur dan Prasasti Ginorga dibuat di dinding gua, berasal dari Kabupaten Toba dan Kabupaten Tapanuli Tengah. (Foto: Tim Peneliti BRIN)
Tim peneliti menemukan bahwa ketiga prasasti tersebut memiliki dwiaksara atau menggunakan dua bentuk aksara dalam satu prasasti. Ketiga prasasti menggunakan aksara Sumatera kuno dan aksara Batak sekaligus. Tentunya menjadi bukti adanya cikal bakal penggunaan aksara Batak yang kemungkinan merupakan perkembangan dari aksara Sumatera kuno. Aksara Sumatera kuno merupakan aksara turunan Palawa yang secara karakteristik sangat mirip dengan aksara Jawa kuno, kata Churmatin kepada detikEdu, Jumat (1/12/2023).(Foto: Tim Peneliti BRIN)
Prasasti Datu Ronggur berisi petuah bahwa siapapun yang memohon akan dikabulkan oleh opung (nenek moyang). Kemudian Prasasti Ginorga berisi penyampaian sembah pada yang Maha Kuasa untuk kesejahteraan warga. Sedangkan prasasti berbahan logam yang ditemukan di Bongal belum bisa diketahui isinya. (Foto: Tim Peneliti BRIN)
Saat ini, Prasasti Bongal disimpan di kantor Dinas Kebudayaan Kabupaten Tapanuli Tengah. Sedangkan prasasti-prasasti yang ditulis pada media batu dinding gua, baik itu Datu Ronggur maupun Ginorga, masih berada di lokasi penemuan. (Foto: Tim Peneliti BRIN)