Potret Karya Seni Jalan Nusantara di Markas Besar UNESCO

Ruang Pameran Jalan Nusantara, area khusus Indonesia di Markas Besar UNESCO resmi memamerkan 11 benda seni benda seni sumbangan Pemerintah RI ke UNESCO. Foto: Kemenlu
Salah satunya yakni The Borobudur, replika kayu Borobudur dari tahun 1978.Foto: Dok Kemendikbudristek
Replika kayu salah satu relief candi Borobudur, Samudra Raksa turut dipamerkan di ruang yang sama dengan judul Hoist the sails (2017).Foto: Dok Kemendikbudristek
Replika cinderamata perak berbentuk Borobudur juga ditampilkan di Jalan Nusantara. Foto: Dok Kemendikbudristek
Ada pula Gods in the sky, patung Garuda Wisnu Kencana karya seniman Nyoman Nuarta dari tahun 2017. Foto: Dok Kemendikbudristek
Replika fosil tengkorak Homo erectus yang digali dari situs Sangiran berjudul Revealing fossils (2017) juga dipamerkan di ruang Jalan Nusantara. Foto: Kemendikbudristek
Lukisan Kematian Kumbakarna (Death of Kumbhakarna) khas Bali dari tahun 1977 karya Nyoman Mandra (1946-2018) juga dipajang di ruang ini. Foto: Dok Kemendikbudristek
Jalan Nusantara juga memamerkan instalasi angklung robot tahun 2017 berjudul Angklung karya Eko Mursito. Foto: Dok Kemendikbudristek
Masih bersentuhan musik, Pemerintah RI juga menyumbang patung A Balinese tune. Karya seni ini memperlihatkan seorang laki-laki beratribut tradisi di kepala sedang bersilang kaki bermain suling. Foto: Dok Kemendikbudristek
Replika kayu The Prambanan dari 2017 juga dipamerkan di Jalan Nusantara, Markas Besar UNESCO. Foto: Dok Kemendikbudristek
Jalan Nusantara akan ditampilkan di Markas Besar UNESCO setidaknya selama lima tahun ke depan. Keberadaannya menekankan makna penting warisan budaya Indonesia pada hari ini dan di masa mendatang, dan diharapkan menjadi contoh bagi negara UNESCO lainnya. Foto: Kemenlu
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid mengatakan bahwa warisan budaya di Indonesia adalah cerminan kontemporer dari nilai-nilai untuk generasi penerus.
“Sebagian dari keragaman warisan budaya di penjuru kepulauan Indonesia tercermin dalam Jalan Nusantara dan Indonesia mengundang negara-negara anggota UNESCO untuk menjelajahi warisan budaya Indonesia yang memberikan gambaran mendalam mengenai perkembangan signifikansi di masa depan,” kata Hilmar. Foto: Kemendikbudristek