7 Potret Rumah Kaca BRIN yang Menyerupai Bunga Rafflesia, Ada Apa Saja?

Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Nasional Terpadu baru selesai dibangun pada Januari lalu. Memiliki luas total sekitar 10.000 meter persegi, bangunan ini terbagi menjadi tiga lantai. (Foto: Nikita Rosa/detikedu)
Rumah Kaca atau greenhouse adalah bangunan yang beratap dan berdinding tembus cahaya. Fungsinya adalah melindungi tanaman dari faktor pengganggu dan juga menciptakan kondisi iklim mikro seperti suhu, kelembaban, cahaya dan lainnya sesuai dengan kebutuhan tanaman. (Foto: Nikita Rosa/detikedu)
Bila dilihat dari foto udara, bangunan rumah kaca ini mirip dengan bunga rafflesia raksasa. Ukuran bangunan utama rumah kaca berdiameter sekitar 90 meter dan tinggi mencapai sekitar 17 meter. (Foto: Nikita Rosa/detikedu)
Menurut situs resmi BRIN, bangunan terdiri dari 50 meter untuk bagian greenhouse utama yang berbentuk kubah dan 20 meter masing-masing bagian samping kiri kanan lingkaran tengah greenhouse, ditambah lorong menuju bangunan seperti kubah atau dom Angeosperm Phyllogenic group (APG). (Foto: Nikita Rosa/detikedu)
Pada bangunan greenhouse ini memakai konsep tematik berdasarkan ekoregion di mana setiap petak akan ditanam tumbuhan berdasarkan wilayah asalnya. Misalnya mangrove dan lahan basah Kalimantan, dataran rendah Sumatra, hutan karst Sulawesi, pegunungan Jawa, subalpin dan lainnya Papua yang sesuai dengan tujuan tertentu. (Foto: Nikita Rosa/detikedu)
Nantinya, Angeosperm Phyllogenic group (APG) atau bangunan yang menyerupai kubah akan menampilkan proses pertumbuhan tanaman. (Foto: Nikita Rosa/detikedu)
Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Nasional Terpadu akan segera dibuka tahun ini. Masyarakat umum bisa mampir untuk melihat koleksi tumbuhan dari berbagai wilayah di Indonesia. (Foto: Nikita Rosa/detikedu)
Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Nasional Terpadu baru selesai dibangun pada Januari lalu. Memiliki luas total sekitar 10.000 meter persegi, bangunan ini terbagi menjadi tiga lantai. (Foto: Nikita Rosa/detikedu)
Rumah Kaca atau greenhouse adalah bangunan yang beratap dan berdinding tembus cahaya. Fungsinya adalah melindungi tanaman dari faktor pengganggu dan juga menciptakan kondisi iklim mikro seperti suhu, kelembaban, cahaya dan lainnya sesuai dengan kebutuhan tanaman. (Foto: Nikita Rosa/detikedu)
Bila dilihat dari foto udara, bangunan rumah kaca ini mirip dengan bunga rafflesia raksasa. Ukuran bangunan utama rumah kaca berdiameter sekitar 90 meter dan tinggi mencapai sekitar 17 meter. (Foto: Nikita Rosa/detikedu)
Menurut situs resmi BRIN, bangunan terdiri dari 50 meter untuk bagian greenhouse utama yang berbentuk kubah dan 20 meter masing-masing bagian samping kiri kanan lingkaran tengah greenhouse, ditambah lorong menuju bangunan seperti kubah atau dom Angeosperm Phyllogenic group (APG). (Foto: Nikita Rosa/detikedu)
Pada bangunan greenhouse ini memakai konsep tematik berdasarkan ekoregion di mana setiap petak akan ditanam tumbuhan berdasarkan wilayah asalnya. Misalnya mangrove dan lahan basah Kalimantan, dataran rendah Sumatra, hutan karst Sulawesi, pegunungan Jawa, subalpin dan lainnya Papua yang sesuai dengan tujuan tertentu. (Foto: Nikita Rosa/detikedu)
Nantinya, Angeosperm Phyllogenic group (APG) atau bangunan yang menyerupai kubah akan menampilkan proses pertumbuhan tanaman. (Foto: Nikita Rosa/detikedu)
Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Nasional Terpadu akan segera dibuka tahun ini. Masyarakat umum bisa mampir untuk melihat koleksi tumbuhan dari berbagai wilayah di Indonesia. (Foto: Nikita Rosa/detikedu)