Workshop ini difasilitasi Kedutaan Besar Australia, dengan mendatangkan seniman Seni Erub dari Selat Torres, Jimmy John Thaiday bersama Lavinia Ketchell. Jimmy dan Lavinialah yang mengajari para siswa MTs Yasda ini. (Foto: Nograhany WK/detikcom)
Bahan-bahan seni instalasi sudah tersedia, berupa potongan-potongan limbah jaring pukat, jarum kasur, gunting, lem dan sebagainya. Foto: (Nograhany WK/detikcom)
Workshop berlangsung selama 2 jam dari jam 08.00 WIB hingga jam 10.00 WIB di Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (Macan) di Jl Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Jumat (19/5/2023). (Foto: Nograhany WK/detikcom)
Mereka membuat miniatur seni instalasi berbentuk pari manta. Dengan bangganya mereka memamerkan hasil karyanya. (Foto: Nograhany WK/detikcom)
Hasil karya mereka ditempel di limbah jaring pukat di ruang pamer pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants di Museum Macan. (Foto: Nograhany WK/detikcom)
Dubes Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM (paling kanan, blazer hijau) berpose di depan seni instalasi bersama seniman dari Selat Torres, Lavinia Ketchell (kedua dari kanan), Jimmy John Thaiday (tengah) dari Erub Arts, serta Aaron Seeto, Direktur Museum Macan (kedua dari kiri). (Foto: Nograhany WK/detikcom)
Jimmy John Thaiday, seniman pembuat seni instalasi dari jaring pukat dari Selat Torres mengatakan butuh 1,5 bulan untuk membuat keseluruhan proyek ini. Seni instalasi ini dibuat dari limbah jaring pukat berbentuk hewan-hewan yang mengagumkan di laut seperti pari manta, ikan, lobster hingga penyu laut. (Foto: Nograhany WK/detikcom)
Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants menampilkan 18 karya seni tenun tangan yang terbuat dari limbah pukat ikan (jaring hantu/ghost nets) yang dirangkai oleh kelompok seniman Selat Torres, Erub Arts. Terinspirasi oleh lautan yang menghubungkan Australia dan Indonesia, pameran unik ini memamerkan seni kontemporer Penduduk Selat Torres dan menciptakan platform untuk mengeksplorasi bersama berbagai tantangan lingkungan hidup, termasuk pengurangan limbah plastik dan konservasi laut. (Foto: Nograhany WK/detikcom)
“Menampilkan kawanan ikan, penyu laut, dan keluarga pari manta raksasa, koleksi karya seni ini menggabungkan budaya Penduduk Selat Torres, seni kontemporer, dan advokasi lingkungan. Penggunaan kembali pukat ikan ini tidak hanya memberdayakan sampah plastik, tetapi juga mendorong diskusi tentang bagaimana kita semua dapat berkontribusi bagi pengurangan sampah plastik dan menjadi pelindung lautan yang lebih baik,” kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM. Williams menambahkan dari Jakarta, seni instalasi ini akan diboyong ke Bali. Diharapkan seni ini bisa menginspirasi para nelayan Indonesia melakukan hal serupa, memanfaatkan limbah jaring pukat untuk mengurangi sampah plastik di lautan. (Foto: Nograhany WK/detikcom)