Potret Istana Sumeria 'Hilang' dari 4.500 SM Diekskavasi di Irak

Sisa-sisa Istana Sumeria ini terletak di Tello, Distrik al-Shatrah, Provonsi Dhi Qar Irak. Bekas kota kuno peradaban Sumeria yang dulu bernama Girsu.
Potret sisa-sisa kuil dan istana di Girsu dari udara. Eksplorasi pertama kali di situs bekas kota kuno Girsu ini dilakukan oleh Ernest de Sarzec tahun 1877. Setelah itu situs yang juga dikenal sebagai Tablet Hill ini dirusak oleh penggalian abad ke-19 hingga konflik Perang Irak plus korban ISIS abad ke-20 hingga tidak tersentuh selama beberapa dekade. 
Potret dari jembatan paling awal yang diketahui dibangun bangsa Sumeria. Proyek Girsu, sebuah inisiatif bersama yang dipimpin oleh British Museum dalam kemitraan dengan Badan Purbakala dan Peninggalan Negara (SBAH) Irak dan didanai oleh Getty diluncurkan pada tahun 2015, proyek ini bertujuan untuk mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh penggalian abad ke-19 dan penjarahan modern di kota kuno tersebut. Dalam Proyek Girsu inilah sisa-sisa Istana Sumeria diekskavasi.
Pekerjaan lapangan yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir di kawasan suci yang dikenal sebagai Urukug juga telah menemukan sisa-sisa kuil/istana besar yang telah lama hilang yang didedikasikan untuk dewa Sumeria Ningirsu, yang darinya kota tersebut mengambil namanya. Hingga penyelidikan ini, kuil Eninnu, yang berarti White Thunderbird alias Petir Putih, hanya diketahui dari prasasti kuno yang digali di situs tersebut 140 tahun lalu. Pencarian kuil tersebut telah membangkitkan minat para arkeolog dari generasi ke generasi, dan penemuannya merupakan tonggak penting dalam eksplorasi baru di Irak selatan.
Proyek Girsu menemukan lebih dari 200 tablet berhuruf paku. Diperkirakan sekitar 100.000 tablet diambil dari situs tersebut selama penggalian abad ke-19.
Tablet runcing dari situs Sumeria menawarkan bukti paling awal untuk penemuan tulisan, serta kode hukum pertama. "Sementara pengetahuan kita tentang dunia Sumeria masih terbatas saat ini, pekerjaan di Girsu dan penemuan istana dan kuil yang hilang memiliki potensi yang sangat besar untuk pemahaman kita tentang peradaban penting ini, menyoroti masa lalu dan menginformasikan masa depan," kata Direktur British Museum Hartwig Fischer. 
Sisa-sisa Istana Sumeria ini terletak di Tello, Distrik al-Shatrah, Provonsi Dhi Qar Irak. Bekas kota kuno peradaban Sumeria yang dulu bernama Girsu.
Potret sisa-sisa kuil dan istana di Girsu dari udara. Eksplorasi pertama kali di situs bekas kota kuno Girsu ini dilakukan oleh Ernest de Sarzec tahun 1877. Setelah itu situs yang juga dikenal sebagai Tablet Hill ini dirusak oleh penggalian abad ke-19 hingga konflik Perang Irak plus korban ISIS abad ke-20 hingga tidak tersentuh selama beberapa dekade. 
Potret dari jembatan paling awal yang diketahui dibangun bangsa Sumeria. Proyek Girsu, sebuah inisiatif bersama yang dipimpin oleh British Museum dalam kemitraan dengan Badan Purbakala dan Peninggalan Negara (SBAH) Irak dan didanai oleh Getty diluncurkan pada tahun 2015, proyek ini bertujuan untuk mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh penggalian abad ke-19 dan penjarahan modern di kota kuno tersebut. Dalam Proyek Girsu inilah sisa-sisa Istana Sumeria diekskavasi.
Pekerjaan lapangan yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir di kawasan suci yang dikenal sebagai Urukug juga telah menemukan sisa-sisa kuil/istana besar yang telah lama hilang yang didedikasikan untuk dewa Sumeria Ningirsu, yang darinya kota tersebut mengambil namanya. Hingga penyelidikan ini, kuil Eninnu, yang berarti White Thunderbird alias Petir Putih, hanya diketahui dari prasasti kuno yang digali di situs tersebut 140 tahun lalu. Pencarian kuil tersebut telah membangkitkan minat para arkeolog dari generasi ke generasi, dan penemuannya merupakan tonggak penting dalam eksplorasi baru di Irak selatan.
Proyek Girsu menemukan lebih dari 200 tablet berhuruf paku. Diperkirakan sekitar 100.000 tablet diambil dari situs tersebut selama penggalian abad ke-19.
Tablet runcing dari situs Sumeria menawarkan bukti paling awal untuk penemuan tulisan, serta kode hukum pertama. Sementara pengetahuan kita tentang dunia Sumeria masih terbatas saat ini, pekerjaan di Girsu dan penemuan istana dan kuil yang hilang memiliki potensi yang sangat besar untuk pemahaman kita tentang peradaban penting ini, menyoroti masa lalu dan menginformasikan masa depan, kata Direktur British Museum Hartwig Fischer.