Begini Penampakan Gedung Sekolah di Pedalaman NTT

Siswa-siswi mengikuti pembelajaran tatap muka di SDN Manuinhau, Desa Susulaku, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, pertengahan Agustus lalu.
SDN Manuinhau ini adalah kelas jauh dan hanya memiliki 3 kelas. Lokasinya juga berada di pedalaman NTT.
SDN Manuinhau adalah nama dari sekolah dari sekitar 44 anak yang terdiri dari 3 ruangan kelas. Anak-anak pun harus belajar dengan fasilitas seadanya seperti papan tulis yang seadanya dan juga buku yang tak banyak.
Kami harus melewati jalan kecil yang rusak dan berbatu. Di sisi kanan dan kiri kami hanya ada hutan dan semak belukar yang cukup lebat. Untuk masuk ke bangunan sekolah pun kami harus melewati jalan bertanah dan berbatu yang hanya bisa dimasuki 1 mobil.
Awalnya, SDN Manuinhau dibangun dengan bangunan seadanya. Bangunan ini berdiri dengan beralaskan tanah dan beratapkan daun. Namun, lambat laun, bangunan ini akhirnya perlahan rusak.
Untungnya, masih ada masyarakat yang mengulurkan tangannya untuk membangun sekolah ini, salah satunya Yayasan Sahabat Anak Dawan. Saat itu, Founder Yayasan Sahabat Anak Dawan, Serlinda Marut datang langsung untuk merenovasi sekolah menjadi lebih layak pakai.
Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
Bagaimana menurut Anda detikers?
Siswa-siswi mengikuti pembelajaran tatap muka di SDN Manuinhau, Desa Susulaku, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, pertengahan Agustus lalu.
SDN Manuinhau ini adalah kelas jauh dan hanya memiliki 3 kelas. Lokasinya juga berada di pedalaman NTT.
SDN Manuinhau adalah nama dari sekolah dari sekitar 44 anak yang terdiri dari 3 ruangan kelas. Anak-anak pun harus belajar dengan fasilitas seadanya seperti papan tulis yang seadanya dan juga buku yang tak banyak.
Kami harus melewati jalan kecil yang rusak dan berbatu. Di sisi kanan dan kiri kami hanya ada hutan dan semak belukar yang cukup lebat. Untuk masuk ke bangunan sekolah pun kami harus melewati jalan bertanah dan berbatu yang hanya bisa dimasuki 1 mobil.
Awalnya, SDN Manuinhau dibangun dengan bangunan seadanya. Bangunan ini berdiri dengan beralaskan tanah dan beratapkan daun. Namun, lambat laun, bangunan ini akhirnya perlahan rusak.
Untungnya, masih ada masyarakat yang mengulurkan tangannya untuk membangun sekolah ini, salah satunya Yayasan Sahabat Anak Dawan. Saat itu, Founder Yayasan Sahabat Anak Dawan, Serlinda Marut datang langsung untuk merenovasi sekolah menjadi lebih layak pakai.
Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
Bagaimana menurut Anda detikers?