×
Ad

Ini Arah Fokus Riset BRIN Setelah Ganti Kepala, Pangan hingga Energi

Cicin Yulianti - detikEdu
Selasa, 11 Nov 2025 20:00 WIB
Kepala BRIN, Arif Satria. Foto: Cicin Yulianti
Jakarta -

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Dr Arif Satria, SP, MSi, mengungkapkan arah kerja BRIN ke depan akan fokus pada riset berdampak nyata khususnya di bidang pangan dan energi.

Hal ini disampaikan Arif usai serah terima jabatan Kepala BRIN di Gedung BJ Habibie, BRIN, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025). Arif mengatakan Presiden Prabowo Subianto memberikan pesan agar BRIN tidak hanya menghasilkan riset, tetapi juga memastikan hasil tersebut memberi kontribusi besar bagi pembangunan nasional.

"Kita diminta mengawal proses pembangunan yang menekankan masalah pangan, energi," ujarnya di Gedung BJ Habibie, BRIN, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025).

Arif menegaskan riset di bidang pangan dan energi menjadi prioritas karena berkaitan ketahanan nasional. Ia menyebut, pemanfaatan teknologi mutakhir mulai dari genomik, nanoteknologi, hingga kecerdasan buatan (AI) akan didorong untuk memperkuat kedua sektor strategis itu.

"Ya, sekarang kan riset pangan dan energi ya, sekarang itu riset yang harus kita perkuat untuk arenanya itu, tapi pendekatannya bisa dengan nanoteknologi, dengan AI, dengan genomics dan sebagainya," katanya.

Perkuat Jumlah dan Kualitas Peneliti

Di samping punya ambisi di dua bidang riset tersebut, Arif menyoroti rasio jumlah peneliti Indonesia yang masih tertinggal dibanding negara maju. Menurutnya, penguatan talenta riset menjadi agenda penting.

"Nanti kita secara khusus akan bahas soal ini ya, nanti setelah seminggu atau dua minggu saya akan memaparkan bagaimana strategi-strategi yang harus kita lakukan ke depan, termasuk terkait dengan jumlah peneliti yang harus dikembangkan," katanya.

Ia menjelaskan peningkatan peneliti tidak hanya dilakukan di BRIN. Ia juga mengajak kampus-kampus dan lembaga riset swasta.

"Tentu jumlah peneliti kan tidak hanya di BRIN, peneliti ada di kampus, peneliti ada di lembaga swasta, dan banyak sekali institusi yang memang berisi para peneliti," tambahnya.

Target Jangka Pendek: Quick Win 2 Bulan

Arif menyebut dalam dua bulan ke depan ia akan merumuskan quick win sebagai langkah awal penguatan riset nasional. Ia akan terlebih dahulu mendengarkan laporan capaian dan tantangan dari setiap organisasi riset BRIN.

"Itulah yang saya kira hal yang jangka pendek kan saya dalam 2 bulan ini harus menemukan quick win ya, menemukan gara-gara jangka pendek program apa yang impactful ya bagi kemajuan riset kita. Tapi yang jelas tentu ini saya sedang mempelajari," jelasnya.

Salah satu contoh isu riset jangka pendek tersebut adalah bagaimana genomics untuk pangan, bagaimana cara penguatan varitas unggul. Menurutnya riset-riset soal hal tersebut sangat diperlukan untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Saat ditanyai perihal anggaran, ia menyebut dana nantinya akan bersumber dari APBN hingga Danantara. Selain itu, disediakan juga dana internasional dan dana alternatif.

"Karena riset kita memang mau tidak mau, ya butuh dana besar. Negara manapun juga sama, bahwa kalau kita ingin memperkuat riset, mau tidak mau, pendanaan menjadi faktor yang sangat penting," katanya.



Simak Video "Zulkifli Hasan Bicara Percepatan Kawasan Swasembada Pangan, Energi, dan Air"

(cyu/pal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork