Perihal Gaib dan Matematika

ADVERTISEMENT

Belajar dari Pakar

Perihal Gaib dan Matematika

Rachmat Hidayat - detikEdu
Kamis, 01 Sep 2022 08:00 WIB
Rachmat Hidayat
Rachmat Hidayat
Rachmat Hidayat adalah grand mentor di Ngajimatematika. Seorang guru matematika yang sekarang diamanahi menjadi kepala sekolah di SMP AL FURQAN MQ TEBUIRENG. Pemerhati pendidikan matematika di Indonesia
Marcel Radhival atau yang dikenal Pesulap Merah
Foto: dok. Instagram/@marcelradhival1
Jakarta -

Beberapa minggu terakhir perhatian kita disibukkan salah satunya oleh fenomena Pesulap Merah yang membongkar trik palsu dukun berkedok agama. Beberapa di antara kita mempertanyakan apakah hal-hal gaib yang biasa dipertontonkan oleh dukun-dukun itu benar adanya.

Lebih jauh lagi kita akan dihadapkan pada pertanyaan, apakah hal-hal gaib benar-benar ada? Saya tidak akan membuktikan perihal gaib itu dengan matematika. Sebab mustahil itu dilakukan.

Tapi jika kita belajar matematika dan benar-benar mencoba untuk mencari hikmah darinya, maka akan banyak hal lain yang dapat kita pelajari, salah satunya kita akan menyadari bahwa matematika juga sering kali menuntut kita untuk mempercayai hal-hal yang sejatinya tidak benar-benar kita ketahui wujudnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bilangan Terbesar

Ketika kita masih kecil kita sering kali berdebat mengenai siapa yang memiliki, misalnya kelereng lebih banyak. Kita berkhayal dan menyebutkan bilangan-bilangan sebesar yang kita bisa. Misalnya teman kita menyebutkan 10, kita akan menyebutkan 100. Tidak berhenti, teman kita menyebutkan 1.000, kita lalu membalas dengan 10.000. Biasanya si pemenang perdebatan ini adalah mereka yang menyebutkan bilangan terbesar yang mereka ketahui seperti 1 miliar atau 1 triliun. Padahal sejatinya untuk membalasnya cukup mudah, misal dengan 2 triliun dan seterusnya.

ADVERTISEMENT

Masalahnya, kapan perdebatan ini benar-benar akan berakhir? Jawabannya, tentu tidak akan pernah berakhir. Sebesar apapun teman kita menyebutkan sebuah bilangan, kita selalu bisa mengkalikannya dengan 2 untuk mendapatkan bilangan yang lebih besar.

Akan selalu ada bilangan yang lebih besar daripada bilangan besar lainnya. Kita tidak tahu bilangan itu berapa, sangat sulit juga untuk menuliskannya, tapi kita percaya bahwa bilangan-bilangan besar itu ada, dan tidak akan ada ujungnya. Tidak pernah ada bilangan terbesar.

Jika sebagian orang menganggap bilangan terbesar yang ada pada garis bilangan paling kanan adalah tak hingga, itu juga tidak tepat. Sebab tak hingga (infinity) bukan merupakan bilangan.

Bilangan Positif Terkecil

Saya pernah bertanya kepada siswa-siswa di SMP saya, "berapa bilangan positif yang paling kecil?" Hampir semuanya menjawab 1. Sayangnya, meskipun jawaban ini adalah jawaban mayoritas, tapi jawaban ini tidak tepat.

Mengapa? Sebab jika kita memilih 1, bagaimana dengan Β½ yang merupakan bilangan positif dan lebih kecil daripada 1. Namun begitu, bukan berarti Β½ adalah bilangan paling kecil, sebab ada ΒΌ yang juga bilangan positif dan lebih kecil dari Β½. Kita bisa meneruskan proses ini. Lantas berapakah bilangan positif terkecil?

Dalam kondisi terdesak kita akan memilih bilangan seperti 0,000001. Sayangnya bilangan 0,000001 yang kita pilih tersebut bisa kita bagi dua dan menghasilkan bilangan 0,0000005 yang merupakan bilangan positif terkecil dan lebih kecil dari 0,000001.

Sebagaimana bilangan terbesar, pada bilangan positif terkecil pun kita selalu dapat membagi dengan 2 bilangan yang kita pilih untuk menghasilkan bilangan yang lebih kecil. Jadi berapakah bilangan positif terkecil? Jawabannya, kita tidak dapat menuliskannya atau mengetahui wujudnya. Yang jelas bilangan itu ada.

Pada garis bilangan, bilangan positif terkecil adalah bilangan yang paling dekat dengan nol dari sisi sebelah kanannya. Kita tidak akan pernah mengetahui atau menuliskan wujudnya, tapi kita percaya bahwa bilangan positif terkecil itu ada.

Lingkaran Titik

Kita semua pasti sudah mengenal lingkaran. Benda-benda di sekeliling kita, dari roda di motor kita, jam yang menempel di dinding, sampai cincin yang melingkar di jari manis kita semuanya berbentuk lingkaran. Benda-benda tersebut meskipun memiliki bentuk yang sama, namun memiliki ukuran yang berbeda-beda.

Besar kecilnya lingkaran ditentukan oleh seberapa panjang jari-jarinya. Jari-jari lingkaran pada jam dinding lebih panjang daripada jari-jari lingkaran pada cincin, itu sebabnya jam dinding mempunyai ukuran lebih besar daripada cincin.

Semua benda yang berbentuk lingkaran di sekeliling kita selalu memiliki jari-jari. Namun begitu, bagaimana jika pada lingkaran tertentu panjang jari-jarinya adalah 0?

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak mungkin kita temukan lingkaran tertentu panjang jari-jarinya 0. Bentuknya juga tidak tampak sebagaimana gambar lingkaran pada umumnya.

Dalam matematika lingkaran tertentu mungkin sekali memiliki panjang jari-jari 0. Lingkaran itu disebut dengan lingkaran titik (point circle). Lingkaran itu sama sekali berbeda dengan lingkaran lain, sebab ia hanya berupa satu titik.

Kita tidak perlu menggambarkannya dengan jangka. Pun tak akan ada benda lain yang mengambil bentuk lingkaran titik. Bagaimanapun sulitnya kita
membayangkan lingkaran titik, kita bisa percaya bahwa lingkaran itu ada.

Baca juga: Tentang Angka 1

Klik halaman berikutnya

Apa Yang Matematika Ajarkan?

Dari beberapa pelajaran di atas kita semestinya dapat mengambil hikmah, bahwa otak kita bisa mempercayai hal-hal yang wujudnya tidak (belum) dapat kita amati secara langsung. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita sering mengambil keputusan tentang masa depan yang sejatinya tidak bisa kita lihat atau pastikan.

Kita menabung, bekerja, sekolah untuk mempersiapkan masa depan yang sejatinya tidak terlihat wujudnya. Sebagaimana Tuhan, malaikat, jin, dan setan, masa depan juga merupakan hal gaib yang sejatinya tidak kasat mata.

Dalam hal mempercayai hal-hal gaib, saya suka sekali percakapan dalam salah satu film matematika yang cukup populer, A Beautiful Mind. Di bawah ini kurang lebih percakapan dalam film tersebut.

Alicia : How big is the universe?
John : Infinite.
Alicia : How do you know?
John : I know because all the data indicate it.
Alicia : But it hasn't been proven yet.
John : No.
Alicia : You haven't seen it. How do you know for sure?
John : I don't, I just believe it.
Alicia : Mm. It's the same with love, I guess.

Dari percakapan itu kita belajar bahwa ada cukup banyak sekali hal-hal gaib dalam kehidupan kita seperti masa depan, cinta, impian kita yang tidak bisa kita pastikan keberadaannya. Memang seharusnya demikian. Kita tidak perlu membuktikannya, kita hanya perlu mempercayainya.

Artikel ini merupakan kerja sama detikEdu dengan Ngaji Matematika. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.



Simak Video "Video: Kata Petugas Damkar di Gresik soal Viral Bantu Warga Usir Ular Gaib"
[Gambas:Video 20detik]

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads