Geliat Seniman Muda Lestarikan Seni Tari dan Karawitan di Bali

Sri Ayu Pradnya Larasari adalah salah satu seniman muda yang melestarikan tari Bali lewat Sanggar Nrithya Graha Siwanataraja di Banjar Babakan, Desa Sukawati, Gianyar, Bali. Di sanggar itulah, Laras melatih anak-anak menari berbagai tarian Bali seperti Tari Pendet, Condong, Manukrawa, Legong, dan lainnya.

Jumlah peserta sanggar Laras mencapai 100 orang lebih. Selain anak-anak di lingkungan sanggar, Laras juga kerap mendapat murid dari warga negara asing (WNA) yang ingin belajar menari Bali darinya. (Foto: Rio Raga Sakti/detikBali)
Salah satu tari Bali yang dikuasai oleh Pradnya Larasari adalah Tari Palawakya karya seniman asal Buleleng, I Gede Manik. Tari Palawakya merupakan salah satu tarian Bali yang rumit. Selain dituntut tampil dengan gerakan yang tegas, penari Palawakya juga harus piawai melantunkan syair (mawirama) dan memainkan terompong (salah satu instrumen gamelan Bali). (Foto: Istimewa/Dok. Pradnya Larasari)
Seniman muda lainnya yang turut melestarikan tari Bali adalah Anak Agung Bagus Harjunanthara atau yang akrab disapa Arjuna Sutedja. Ia semakin tertarik mendalami tari Bali setelah tampil perdana di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) saat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Kini, Arjuna menjadi penari profesional dan kerap pentas di berbagai event nasional hingga internasiona. Salah satu tari yang menjadi spesialis finalis Indonesia's Got Talent 2014 itu adalah Tari Kebyar Terompong gaya Peliatan. (Foto: Dok. Arjuna Sutedja)
Selain tari, pelestarian seni karawitan di Bali juga menggeliat. Salah satu seniman muda yang melestarijan seni karawitan di Bali adala I Komang Trisandya Saputra atau Nyoman Monot. Selain piawai bermain gamelan, Monot juga menjadi penggebuk drum untuk band Ludicia.

Monot beberapa kali dipercaya sebagai penata tabuh baleganjur dan pentas di ajang Pesta Kesenian Bali. Ia membagikan ilmu memainkan gamelan Bali kepada anak-anak melalui Sanggar Seni Kalingga di Banjar Teba, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali. (Foto: Rio Raga Sakti/detikBali)
Seniman karawitan lainnya adalah I Gede Arya Swastika atau Arya Hung. Ia gandrung menggali dan merekonstruksi gending-gending klasik agar dapat dinikmati masyarakat di era kini.

Arya mencetak regenerasi penabuh-penabuh muda melalui Sanggar Hung Bali di Denpasar. Seniman yang sudah belajar memainkan gamelan Bali sejak kelas 5 SD itu kini memiliki anak didik sebanyak 40 orang. 

Sanggar Hung Bali merupakan salah satu dari ribuan sanggar seni yang ada di Pulau Dewata. Menurut data dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, jumlah sanggar/komunitas seni atau sekaa di Pulau Seribu Pura pada 2023 mencapai 12.386 kelompok. (Foto: Dok. Pribadi Arya Hung)
Sri Ayu Pradnya Larasari adalah salah satu seniman muda yang melestarikan tari Bali lewat Sanggar Nrithya Graha Siwanataraja di Banjar Babakan, Desa Sukawati, Gianyar, Bali. Di sanggar itulah, Laras melatih anak-anak menari berbagai tarian Bali seperti Tari Pendet, Condong, Manukrawa, Legong, dan lainnya. Jumlah peserta sanggar Laras mencapai 100 orang lebih. Selain anak-anak di lingkungan sanggar, Laras juga kerap mendapat murid dari warga negara asing (WNA) yang ingin belajar menari Bali darinya. (Foto: Rio Raga Sakti/detikBali)
Salah satu tari Bali yang dikuasai oleh Pradnya Larasari adalah Tari Palawakya karya seniman asal Buleleng, I Gede Manik. Tari Palawakya merupakan salah satu tarian Bali yang rumit. Selain dituntut tampil dengan gerakan yang tegas, penari Palawakya juga harus piawai melantunkan syair (mawirama) dan memainkan terompong (salah satu instrumen gamelan Bali). (Foto: Istimewa/Dok. Pradnya Larasari)
Seniman muda lainnya yang turut melestarikan tari Bali adalah Anak Agung Bagus Harjunanthara atau yang akrab disapa Arjuna Sutedja. Ia semakin tertarik mendalami tari Bali setelah tampil perdana di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) saat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Kini, Arjuna menjadi penari profesional dan kerap pentas di berbagai event nasional hingga internasiona. Salah satu tari yang menjadi spesialis finalis Indonesias Got Talent 2014 itu adalah Tari Kebyar Terompong gaya Peliatan. (Foto: Dok. Arjuna Sutedja)
Selain tari, pelestarian seni karawitan di Bali juga menggeliat. Salah satu seniman muda yang melestarijan seni karawitan di Bali adala I Komang Trisandya Saputra atau Nyoman Monot. Selain piawai bermain gamelan, Monot juga menjadi penggebuk drum untuk band Ludicia.Monot beberapa kali dipercaya sebagai penata tabuh baleganjur dan pentas di ajang Pesta Kesenian Bali. Ia membagikan ilmu memainkan gamelan Bali kepada anak-anak melalui Sanggar Seni Kalingga di Banjar Teba, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali. (Foto: Rio Raga Sakti/detikBali)
Seniman karawitan lainnya adalah I Gede Arya Swastika atau Arya Hung. Ia gandrung menggali dan merekonstruksi gending-gending klasik agar dapat dinikmati masyarakat di era kini.Arya mencetak regenerasi penabuh-penabuh muda melalui Sanggar Hung Bali di Denpasar. Seniman yang sudah belajar memainkan gamelan Bali sejak kelas 5 SD itu kini memiliki anak didik sebanyak 40 orang. Sanggar Hung Bali merupakan salah satu dari ribuan sanggar seni yang ada di Pulau Dewata. Menurut data dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, jumlah sanggar/komunitas seni atau sekaa di Pulau Seribu Pura pada 2023 mencapai 12.386 kelompok. (Foto: Dok. Pribadi Arya Hung)