Intip Prosesi Melasti Menjelang Nyepi di Bali

Ratusan warga mengikuti prosesi melasti di Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Klungkung, Bali, (Kamis (7/3/2024). Melasti dilaksanakan setiap tahun menjelang Hari Raya Nyepi. Tahun ini, Nyepi jatuh pada Senin (11/3/2024).
Selain warga Klungkung, Pantai Watu Klotok juga menjadi tempat melasti bagi warga desa adat dari Bangli dan Gianyar. Salah satu tokoh adat asal Bangli, Ida Bagus Surya, menjelaskan melasti merupakan prosesi pembersihan atau penyucian menjelang Nyepi. Semua benda yang disakralkan seperti barong, rangda, arca, dan benda sakral lainnya turut dibawa ke pantai saat melasti.
Melasti juga dikenal dengan sebutan melis atau mekiyis. Upacara ini biasanya dilakukan 3 sampai 4 hari sebelum Nyepi. Melasti bertujuan untuk menyucikan diri secara lahir dan batin. Saat Melasti, sesajen dan benda-benda sakral untuk ibadah diarak ke pantai atau danau untuk turut dibersihkan.
Menurut Lontar Sundarigama dan Sanghyang Aji Swamandala disebutkan bahwa Melasti bertujuan untuk meningkatkan sradha dan bhakti kepada para Dewata atau manifestasi Tuhan Yang Maha Esa. Melasti juga bermakna untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa dan mencegah kerusakan alam.
Selain Pantai Watu Klotok, prosesi melasti juga dilaksanakan di sejumlah pantai lainnya di Bali. Berikut adalah suasana melasti di Pantai Petitenget, Kuta Utara, Badung, Jumat (8/3/2024). Melasti diartikan sebagai nganyudang malaning gumi ngamet tirta amertha yang berarti menghanyutkan atau membuang segala kekotoran menggunakan air suci. Kekotoran yang dimaksud adalah segala dosa, baik dalam diri manusia (bhuana alit) maupun yang ada di alam semesta (bhuana agung).