Foto-foto Meriahnya Perayaan Maulid Nabi di Pegayaman Buleleng

Umat muslim di Desa Pegayaman, merayakan Maulid Nabi Muhammad 2022 di tengah guyuran hujan deras. Ratusan warga antusias mengikuti Tradisi Muludan Sokok atau Sokok Taluh. Foto: Made Wijaya Kusuma
Sokok Taluh adalah rangkaian telur yang disusun sedemikian rupa dengan berbagai bentuk. Warga Pegayaman yang mengikuti tradisi ini membuat Sokok Taluh berbagai bentuk. Foto: Made Wijaya Kusuma
Warga mulai berkumpul dan membawa Sokok Taluh yang telah dibuat ke masjid sejak pukul 14.00 Wita. Sokok Taluh dijajarkan di depan masjid, sembari menunggu pawai dimulai. Foto: Made Wijaya Kusuma
Sekitar pukul 15.30 Wita, pawai keliling desa pun dimulai. Masing-masing Sokok Taluh digotong beberapa peserta pawai. Foto: Made Wijaya Kusuma
Menariknya, peserta pawai menggunakan atribut sesuai organisasi yang diikuti, misalnya menggunakan pakaian silat. Foto: Made Wijaya Kusuma
Peserta Pawai Sokok Taluh perayaan Maulid Nabi di Pegayaman juga ada yang memakai pakaian pramuka. Pawai pun diiringi berbagai kesenian daerah, seperti kesenian burdah. Foto: Made Wijaya Kusuma
Pada pertengahan pawai, warga dimanjakan sebanyak 13 atraksi budaya. Setelah kembali ke masjid, Sokok Taluh dibongkar dan dibagikan kepada masyarakat. Foto: Made Wijaya Kusuma
Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Pegayaman juga diiringi marching band untuk memeriahkan suasana. Foto: Made Wijaya Kusuma
Tokoh Adat Desa Pegayaman, Ketut Muhammad Soeharto mengatakan, perayaan Maulid Nabi di desanya sangatlah unik. Sebab menggunakan sistem adat Bali, seperti penapean, penyajaan, penambahan, rahinan, dan umanis. Di mana, Tradisi Sokok Taluh merupakan perayaan puncak Maulid Nabi atau dalam sistem adat Bali dikenal dengan rahinan. Foto: Made Wijaya Kusuma
Tradisi membuat sokok dan mengaraknya keliling desa digelar setiap Maulid Nabi. Artinya warga membuat Sokok Taluh hanya sekali dalam setahun. Bedanya Sokok Taluh dengan Sokok Base adalah isiannya. Kalau Sokok Base identik menggunakan bunga, telur, buah, dan base (sirih). Sedangkan Sokok Taluh isinya kebanyakan telur, bahkan dalam satu sokok bisa berisi hingga 50-60 butir telur. Disesuaikan dengan kemampuan warga, karena embuat sokok tidak diwajibkan, tetapi bersedekah dengan sesama umat. Foto: Made Wijaya Kusuma
Umat muslim di Desa Pegayaman, merayakan Maulid Nabi Muhammad 2022 di tengah guyuran hujan deras. Ratusan warga antusias mengikuti Tradisi Muludan Sokok atau Sokok Taluh. Foto: Made Wijaya Kusuma
Sokok Taluh adalah rangkaian telur yang disusun sedemikian rupa dengan berbagai bentuk. Warga Pegayaman yang mengikuti tradisi ini membuat Sokok Taluh berbagai bentuk. Foto: Made Wijaya Kusuma
Warga mulai berkumpul dan membawa Sokok Taluh yang telah dibuat ke masjid sejak pukul 14.00 Wita. Sokok Taluh dijajarkan di depan masjid, sembari menunggu pawai dimulai. Foto: Made Wijaya Kusuma
Sekitar pukul 15.30 Wita, pawai keliling desa pun dimulai. Masing-masing Sokok Taluh digotong beberapa peserta pawai. Foto: Made Wijaya Kusuma
Menariknya, peserta pawai menggunakan atribut sesuai organisasi yang diikuti, misalnya menggunakan pakaian silat. Foto: Made Wijaya Kusuma
Peserta Pawai Sokok Taluh perayaan Maulid Nabi di Pegayaman juga ada yang memakai pakaian pramuka. Pawai pun diiringi berbagai kesenian daerah, seperti kesenian burdah. Foto: Made Wijaya Kusuma
Pada pertengahan pawai, warga dimanjakan sebanyak 13 atraksi budaya. Setelah kembali ke masjid, Sokok Taluh dibongkar dan dibagikan kepada masyarakat. Foto: Made Wijaya Kusuma
Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Pegayaman juga diiringi marching band untuk memeriahkan suasana. Foto: Made Wijaya Kusuma
Tokoh Adat Desa Pegayaman, Ketut Muhammad Soeharto mengatakan, perayaan Maulid Nabi di desanya sangatlah unik. Sebab menggunakan sistem adat Bali, seperti penapean, penyajaan, penambahan, rahinan, dan umanis. Di mana, Tradisi Sokok Taluh merupakan perayaan puncak Maulid Nabi atau dalam sistem adat Bali dikenal dengan rahinan. Foto: Made Wijaya Kusuma
Tradisi membuat sokok dan mengaraknya keliling desa digelar setiap Maulid Nabi. Artinya warga membuat Sokok Taluh hanya sekali dalam setahun. Bedanya Sokok Taluh dengan Sokok Base adalah isiannya. Kalau Sokok Base identik menggunakan bunga, telur, buah, dan base (sirih). Sedangkan Sokok Taluh isinya kebanyakan telur, bahkan dalam satu sokok bisa berisi hingga 50-60 butir telur. Disesuaikan dengan kemampuan warga, karena embuat sokok tidak diwajibkan, tetapi bersedekah dengan sesama umat. Foto: Made Wijaya Kusuma